Tebingtinggi, idisionline.com – Adanya pernyataan Hadi Sucipto selaku Plt Direktur PDAM Tirta Bulian Tebing tinggi di salah satu mediaoline, yang mengatakan ketidak adaan kaporit sebagai kimia di pengolahan Air PDAM adalah sebuah “isu”, adalah sebuah kebodohan.
Sahlan Wijaya S dari LSM LIRA Tebing Tinggi mengatakan, mengapa suatu kebodohan karena di pernyataan berikutnya beliau menyampaikan ada kalimat, ”selama kekosongan pasokan tersebut, pihaknya melakukan pengawasan kualitas air lebih intensif,” ucapnya.
Sahlan juga menyampaikan, kepada awak media 14/7/25 bahwasannya kalau Dirut PDAM Tirta Bulian juga ada mengatakan ketiadaan kaporit itu isu, kita menangapinya sah sah saja, karena itu hak dia untuk dalam pembelaan diri. Akan tetapi kita juga sudah melakukan Investigasi kelapangan, dan mengambil beberapa keterangan dari salah satu anggotanya (PDAM),yang tak mau disebut namanya , ia juga telah mengakui sudah sebulan kekosongan kaporit sebagai kimia untuk melumpuhkan virus dan kuman tidak ada.
Artinya, selama Hadi Sucipto menjabat selaku Plt Direktur PDAM tidak menjalankan tugasnya dengan baik, padahal sebelumnya Hadi Sucipto menjabat selaku Kasubbag pengolahan dan distribusi air bersih PDAM Tirta Bulian dan juga seharusnya dia memahami betapa pentingnya Kaporit salah satu kimia yang memang harus ada dalam pengelolaan air.
Apalagi kita tau sumber air yang di gunakan PDAM Tirta Bulian adalah air dari sungai Padang yang mengadung kotoran dan limbah dan juga kita semua tau kualitas airnya seperti apa, cetusnya.
Lanjut Sahlan ,Karena fungsi kaporit dalam pengolahan air untuk membunuh bakteri dan kuman, berarti selama sebulan ini masyarakat di suguhkan air yang mengandung virus dan kuman. Dan bagi masyarakat penguna air PDAM yang dalam sebulan ini ada yang mengalami penyakit eksim atau gatal gatal, bisa jadi ini pengaruh dari air tersebut, jelasnya.
Seharus dalam pengolahan air PDAM itu sudah ada proses pengolahan sesuai S.O.P dan menjaga Kualitas air ,pungkasnya.
Proses Pengolahan Air PDAM:
- Air PDAM berasal dari berbagai sumber, seperti sungai, danau, atau mata air.
- Sebelum didistribusikan, air melalui beberapa tahap pengolahan, termasuk:
- Koagulasi: Penambahan bahan kimia untuk menggumpalkan partikel-partikel kecil agar mudah diendapkan.
- Flokulasi: Pembentukan gumpalan yang lebih besar (flok) dari partikel-partikel yang telah digumpalkan.
- Sedimentasi: Pengendapan gumpalan-gumpalan (flok) di bak penampungan.
- Filtrasi: Penyaringan air melalui media filter (pasir, kerikil, dll) untuk menghilangkan partikel tersuspensi.
- Desinfeksi: Pembunuhan bakteri dan mikroorganisme berbahaya dengan kaporit atau bahan desinfektan lainnya.
Kualitas Air PDAM:
- Air PDAM telah melalui proses pengolahan yang ketat untuk menghilangkan bakteri dan zat berbahaya.
- Meskipun demikian, kualitas air bisa bervariasi tergantung pada sumber air dan proses pengolahan yang digunakan.
- Beberapa PDAM mungkin masih menggunakan standar air bersih (Permenkes No. 32 Tahun 2017) yang berbeda dengan standar air minum (SNI 01-3553-2006).
- Air PDAM yang mengandung kaporit dalam batas wajar umumnya aman untuk dikonsumsi, karena kaporit berfungsi untuk membunuh bakteri dan virus.
- Jika air PDAM berbau kaporit, bisa jadi karena dosis kaporit yang digunakan berlebihan, namun tetap aman untuk dikonsumsi.
- Air PDAM juga bisa mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, dan kalium yang penting untuk tubuh.
- Dan tertuang di dalam Permenkes 492 adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Peraturan ini mengatur standar kualitas air minum yang aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Endrasyah