Garut, idisionline.com- Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang di input satuan pendidikan (Sekolah) Kementrian Pendidikan. Sejatinya itu merupakan data base Sekolah yang real dilaporkan tiap Tahun Ajaran dengan cut off 30 Agustus.
Kendati demikian Penggelembungan jumlah peserta didik jadi indikator adanya praktik licik input Dapodik. Seperti halnya yang patut dicurigai adanya praktik licik input Dapodik terjadi di Sekolah Menengah Atas Swasta Islam Terpadu (SMAS-IT) Al Kafi Cigedug Kabupaten Garut.
Dugaan adanya selisih jumlah Siswa di Sekolah dibawah naungan Yayasan Alfa Kafka Mulia tersebut, atas hasil cek faktual awak media dilingkup Sekolah,Jum’at (03/10/2025).

Kepala SMAS IT Al Kafi Cigedug, Anas tidak berhasil ditemui. keterangan yang berhasil dihimpun dari sejumlah Siswa serta staf pengajar, dinilai berbanding terbalik dengan data.
”Kepala sekolah sedang tidak ada, jumlah siswa disini memang sedikit karena ada Sekolah terbuka. Namun untuk lebih jelasnya bisa dikonfirmasi ke pak Dani, nanti coba saya sambungkan melalui telepon” ucap staf bernama Yuna.
Sambungan telepon milik Yuna, ke seseorang bernama Dani bernada ketus. Dani mengaku pemilik sekolah dan Yuna adalah istrinya
”Kami kan bermitra dengan media, saya pemilik sekolah itu anda kan tahu, kenapa masih datang ke sekolah. Silahkan saja kalau merasa dirugikan mau lapor kemana pun” ketus Dani.
Belakangan diketahui bahwa Dani merupakan pengelola salah sebuah PKBM yang baru lolos PPPK, berdinas di salah sebuah sekolah dasar di Tarogong Garut.
Sementara fakta lapangan yang didapat awak media Jumlah peserta didik pada tahun 2024 di SMAS Al Kafi Cigedug hanya berjumlah 120 orang. Tidak juga terdata adanya Sekolah terbuka SMAS IT Al Kafi. Artinya kuat dugaan Sekolah itu miliki Siswa Fiktif (Siluman-Red).
Sejauh ini pihak KCD melalui pengawasan belum dapat terkonfirmasi untuk diminta tanggapannya terkait hal tersebut.
*** Nitana R