Sukabumi – idisionline.com || Bermula dari tabungan ongkos ibadah haji dari tiga orang nasabah diantaranya, Hopsoh, Muhidin dan Renti yang membatalkan dan mau mengambil kembali tabungannya senilai total Rp. 81.000.000,- ironisnya pihak Bank Supra hanya mau mengembalikan senilai Rp. 17.000.000,- . Dengan dalih dari dana tabungan menjadi dana talangan dan denda. Nabung tapi kena denda ???
Ma’mun Muchamad Nawawi, pria yang akrab dengan sapaan Bung Awing selaku anak dari Obsoh yang kapasitasnya sebagai Ketua PAC PP. Pemuda Pancasila Kecamatan Ciracap, Kabupaten sukabumi, yang sekaligus mendanai tabungan ibunya merasa dirugikan atas aturan yang diberikan oleh pihak Bank.
Akhirnya Puluhan masa Pemuda Pancasila geruduk Bank Supra yang beralamat di Jalan Pelabuhan II Kota Sukabumi, Senin 13 Januari 2025.
Menurut Awing, Ibunya (Hopsoh) dan dua orang yang juga masih keluarganya, Muhidin dan Renti pada tahun 2017 berniat nabung untuk ibadah haji ke Bank Supra, selama tiga tahun tabungan lancar namun ketika pandemi Corona melanda pada tahun 2019, perekonomian-pun melumpuh, yang berakibat pada setoran tabungan untuk ibadah haji ke Bank Supra tersendat dan macet.
Entah aturan apa yang digunakan oleh Bank Supra Sukabumi, Jawa Barat, yang selalu menagih setoran kepada ke tiga nasabah tersebut yang seakan punya hutang ke pihak Bank, baik lewat telepon, surat maupun datang ke rumah nasabah tersebut, sementara pihak nasabah sedang terpuruk bukan hanya ekonomi tapi juga salah satu nasabah tersebut dalam keadaan sakit serius.
Setelah menyatakan pembatalan pada tahun 2020, karena waktu kontrak antara Bank dan debitur, menurut Awing pihak Bank hanya mengembalikan senilai Rp.16 jt, dengan berapa kali negoisasi dalam waktu yang cukup lama dan alot, pihak Bank Supra memutuskan hanya mau mengembalikan senilai Rp. 17 jt.
Awing yang kapasitasnya sebagai ketua PAC. Pemuda Pancasila, bersama beberapa anggota PAC PP yang lain akhirnya geruduk Bank Supra dengan tujuan menuntut keadilan alias mengambil hak ibu dan dua orang yang masih keluarganya.
Pada aksi yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila tersebut akhirnya pihak Bank Supra memanggil perwakilan dari pihak yang merasa dirugikan (Awing) yang didampingi oleh kuasa hukumnya ke dalam untuk bernegosiasi. Negosiasi berjalan sekira 1 jam lebih, namun nampaknya negosiasi cukup alot, dan tidak membuahkan hasil, dan pihak Bank akan memberi keputusan pada hari Jumat 17 Januari 2025.
Pada aksi yang dilakukan oleh Pemuda Pancasila tersebut akhirnya pihak Bank Supra memanggil perwakilan dari pihak yang merasa dirugikan (Awing) yang didampingi oleh kuasa hukumnya yaitu Paizal Reza, S.H. dan Kukun Kurniansyah,S.H. dari Badan Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (BPPH) Pemuda Pancasila Kabupaten Sukabumi ke dalam untuk bernegosiasi. Negosiasi berjalan sekira 2 jam lebih, namun nampaknya negosiasi cukup alot, dan tidak membuahkan hasil.
Permohonan dari Awing dan Kuasa Hukum rencananya akan ditanggapi oleh Bank Supra pada hari Jumat, tanggal 17 Januari 2025 secara Tertulis.
Keterangan terpisah dari Kuasa Hukum yaitu Paizal Reza, S.H. dan Kukun Kurniansyah,S.H. menerangkan secara singkat bahwa.
“klien kami
merasa ada yang janggal dimana penutupan pada tahun 2020, namun pendebitan masih terus berlangsung sampai dengan tahun 2021 sesuai kontrak, seharusnya jika sudah terdapat permohonan penutupan fasilitas dan disetujui pihak Bank maka pendebitan untuk pembayaran bunga, pokok dan denda juga berhenti” ungkapnya.
Lebih lanjut team kuasa hukum akan menganalisa apakah ada dugaan pelanggaran UU Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas UU No 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan dan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Transfer Dana.
Kuasa hukum menyarankan kepada masyarakat yang memiliki tabungan haji agar lebih berhati-hati dan memastikan bahwa fasilitas tabungan haji tersebut adalah murni tabungan dan bukan dengan sistem kredit atau dana talangan dari Bank.
Faizal Reza, kuasa hukum pihak debitur yang dirugikan mengatakan apabila negosiasi ini tidak mendapatkan titik temu pihaknya akan melakukan gugatan ke pengadilan.
Saat hendak dikonfirmasi, pimpinan Bank Supra melalui sequrity tidak bersedia ditemui.***
Reporter : Agus Pren