Idisi Online, Sabtu (16/8/2025) – Viral beredar sebuah video aksi kekerasan berdurasi 19 detik di media sosial yang mempertontonkan seorang pelajar berseragam pramuka di Sulawesi Selatan. Tampak korban dihujani pukulan oleh pelaku di depan sekolah, dan sejumlah siswa yang berada di tempat kejadian, mirisnya, bukan menolong, justru sibuk dengan ponsel mereka untuk merekam peristiwa tersebut.
Semuanya berawal dari senggolan bahu di dalam kelas. Awalnya, korban ingin menyelesaikan masalah secara baik-baik, tetapi pelaku mengajak bertemu di luar sekolah dan langsung memukul korban berkali-kali. Akibatnya, korban mengalami luka memar di sekitar pelipis dan kepala. (4/8/2025. www.beritasatu.com)
Miris, pelajar MTs kelas 2 di Sumatera Selatan ditusuk pelajar kelas 4 SD, dengan gunting. Akibat kejadian tersebut, korban tewas karena luka tusukan di bagian leher. Petugas masih menyelidiki kejadian tersebut, dan dari hasil pemeriksaan, ternyata pelaku selalu membawa gunting di dalam kantongnya. (10/8/2025. www.detik.com)
Terdesak biaya hidup, remaja putri di Muna, Sulawesi Tenggara, terjerat narkoba. YM (17), remaja putri, tertangkap tangan membawa sabu. Remaja putri tersebut bahkan masuk dalam jaringan pengedar narkoba; mirisnya, jaringan tersebut dikendalikan dari lapas di Kendari. Karena putus sekolah dan butuh biaya hidup adalah alasannya kenapa remaja putri tersebut terlibat dalam jaringan narkotika berbahaya. (16/5/2025. www.kompas.id)
Maraknya pelajar yang terjerat narkoba dan kekerasan dalam kehidupan remaja saat ini membutuhkan perhatian serius dari keluarga, pendidik, masyarakat, dan negara. Akan seperti apa negeri ini di masa depan, jika generasi bangsa rusak akibat tindakan kekerasan dan jerat narkoba yang tidak sedikit terjerumus ke dalam kriminalitas?
Generasi yang rusak buah dari sistem kapitalisme di mana banyak remaja problematika dengan berbagai kemaksiatan, seperti jerat narkoba, tawuran dengan kekerasan, dan tindak kriminal. Selain itu, generasi ini juga lemah dalam pengendalian diri dalam menghadapi persoalan, termasuk kecemasan dan ketakutan. Dengan fakta bahwa remaja saat ini harus disadari oleh semua pihak, problematika di kalangan remaja terjadi karena dijauhkannya agama Islam dari kehidupan.
Sistem pendidikan sekuler-kapitalis gagal membentuk generasi berkepribadian Islam. Output pendidikan sekuler adalah generasi yang tidak tahu jati dirinya sebagai Muslim, sehingga tidak paham bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak dengan benar sesuai misi penciptaan.
Kemasifan sekularisme dalam dunia pendidikan di mana sistem pendidikan lebih mementingkan prestasi akademik dan orientasi ke lapangan pekerjaan, bukan membentuk kepribadian generasi. Minimnya pelajaran agama di lingkungan pendidikan, bentuk pendidikan agama hanya untuk mengejar target ujian akhir sekolah dan kurikulum saja.
Untuk membentuk kepribadian generasi saat ini karena ketiadaan lingkungan sosial yang suportif. Media saat ini pun bebas kontrol dan memuat berbagai tayangan yang merusak pemikiran generasi, di mana informasi-informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya berseliweran bebas.
Berbagai persoalan generasi saat ini membutuhkan perubahan yang mendasar pada sistem yang menjadi fondasi kehidupan untuk solusi yang komprehensif. Sudah saatnya umat sadar akan sistem yang lebih tangguh, adil, dan mampu membentuk generasi yang kuat, sehat, tangguh, dan lebih manusiawi, yaitu penerapan sistem Islam dalam segala aspek kehidupan, dengan mengenyahkan paradigma nilai-nilai kehidupan sekuler yang bersifat materialis dan individualis.
Dalam Islam, negara berfungsi sebagai penanggung jawab segala urusan umat, termasuk membentuk generasi dengan akhlak mulia. Tujuan pendidikan dalam Islam, mengarahkan remaja menjadi pribadi cerdas yang beragam agar mampu berkontribusi untuk umat. Pola pikir dan sikap remaja dibentuk dengan pemahaman Islam agar senantiasa selaras dengan Islam. Pengajaran Islam lebih intensif diberikan agar menjadi petunjuk kehidupan yang praktis dan dinamis.
Pendidikan Islam membentuk remaja agar bertakwa agar terhindar dari jerat narkoba dan tindak kekerasan. Bukan hanya remaja yang di bentuk untuk jadi pribadi yang bertakwa, tentu keluarga dan masyarakat juga. Dan ketakwaan ini tidak akan terbentuk sendiri harus ada upaya untuk memahami Islam secara kaffah agar menjadi pribadi yang bertakwa. Dari ketakwaan inilah yang menjadi alarm untuk setiap orang sehingga terhindar dari perbuatan yang akan menjerumuskan pada kemaksiatan.
Peran negara sangat penting dalam pembentukan umat yang bertakwa karena umat atau remaja bertakwa adalah aset penerus peradaban bangsa. Negara sebagai penjamin utama, memastikan remaja aman dari tindak kejahatan dan kemaksiatan. Negara jadi regulator segala informasi yang beredar di masyarakat, memblokir media dengan tayangan tidak mendidik dan tidak mencerdaskan bangsa. Peran negara sebagai penjamin utama adalah memastikan remaja aman dari tindak kejahatan dan kemaksiatan.
Negara berfungsi sebagai regulator segala informasi yang beredar di masyarakat, memblokir media yang menayangkan konten tidak mendidik dan tidak mencerdaskan bangsa. Jika ada pelanggaran, ada sistem sanksi yang ditegakkan secara tegas dan adil
Dalam sistem pendidikan Islam generasi juga disiapkan untuk menjadi penerus peradaban. Di mana generasi ini dibekali kesiapan untuk menjadi calon orang tua yang mampu bertanggung jawab dengan baik. Negara berperan sebagai penjamin untuk memastikan sebuah keluarga yang nyaman, aman, penuh kasih sayang, kondusif, dan berkah bagi tumbuh kembang generasi selanjutnya.
Dengan sistem ekonomi Islam, negara juga menjamin pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya. Negara akan mengelola kekayaan alam yang ada dengan tata kelola yang amanah dan merata agar seluruh rakyat mendapat manfaatnya, dan tidak akan berputar hanya di segelintir orang saja. Peran negara dalam sistem Islam adalah sebagai pelindung (Junnah) bagi rakyatnya.
Di saat suasana negara yang kondusif, kontrol sosial baik, individu bertakwa, sistem pendidikan yang mendukung tanpa ada kesenjangan, pemenuhan kebutuhan lancar, dan rakyat terlindungi, maka generasi akan tumbuh dengan karakter tangguh dan berakhlak mulia. Maka umat sangat siap menjalani perannya masing-masing sebagai orang tua yang bertanggung jawab, anak yang berbakti, pelajar yang tekun, dan pemimpin yang adil. Generasi tangguh akan lahir dari sistem yang shohih; inilah yang kita nantikan: sistem Islam dengan segala aturan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Wallahu a’lam bishawab.
Penulis : Yuli Yana Nurhasanah
Banyak Pelajar Terjerat Narkoba dan Tindak Kekerasan, Siapakah yang Bertanggung Jawab?
