Kab Bandung, Idisi Online – Sabtu (27/7/2025) Pengrajin Kesed di Kampung Buluh, Desa Nagrak, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Memerlukan Perhatian Pemerintah
Kampung Buluh telah menjadi sentral produksi kesed, dengan sekitar 20 kepala keluarga (KK) yang bergantung pada penghasilan sebagai pengrajin kesed. Meskipun kondisi fisik mereka memprihatinkan, seperti lanjut usia (lansia), janda terlantat, dan cacat fisik, mereka tetap bekerja keras untuk mencari nafkah.

Kidah Inspiratif Didin S
Didin S, seorang pengrajin kesed berusia 50 tahun, menjadi contoh inspiratif bagi warga lainnya.
Setelah menderita penyakit struk selama dua tahun, Didin berhasil bangkit dan memulai usaha produksi kesed. Kini, ia tidak hanya mencari nafkah untuk keluarganya, tetapi juga memberdayakan warga lainnya yang belum memiliki modal untuk bekerja.
Permasalahan yang Dihadapi
Pengrajin kesed di Kampung Buluh menghadapi beberapa permasalahan, antara lain:
- Keterbatasan Modal: Modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha produksi kesed sekitar Rp 1,5 juta, yang merupakan jumlah yang cukup besar bagi warga yang kurang mampu.
- Kondisi Fisik yang Memprihatinkan: Banyak pengrajin kesed yang sudah lanjut usia, cacat fisik, atau menderita penyakit, sehingga mereka kesulitan untuk bekerja secara optimal.
- Kurangnya Perhatian Pemerintah: Pengrajin kesed merasa bahwa mereka belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah, baik dalam bentuk bantuan permodalan maupun program lainnya.

Harapan untuk Masa Depan
Pengrajin kesed di Kampung Buluh berharap bahwa pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan perhatian yang lebih besar kepada mereka. Mereka mengharapkan bantuan permodalan, pelatihan keterampilan, dan program lainnya yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dengan demikian, pengrajin kesed di Kampung Buluh dapat terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Pemerintah perlu memperhatikan kondisi mereka dan memberikan bantuan yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Rep. Edwin