Sesi diskusi interaktif juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai tantangan dan solusi dalam membangun komunitas literasi di lingkungan mereka. Peserta diajak untuk merancang blueprint komunitas literasi yang akan mereka terapkan setelah acara ini.
Dalam sesi terakhir, peserta memberikan umpan balik mengenai rencana aksi yang akan mereka implementasikan di komunitas masing-masing.
Selain memberikan pengetahuan dan keterampilan baru, Vicky T. Oktrya, penanggung jawab acara dari Yayasan Cerita Sore, menyampaikan harapannya agar workshop ini menjadi awal dari terbentuknya komunitas literasi yang lebih berdampak di Kabupaten Bandung.
“Dampak yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya komunitas-komunitas penggerak literasi yang lebih sustain dan berdampak, memiliki susunan blueprint dan strategi perkembangan yang lebih terstruktur, sehingga bisa memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitarnya,” ujarnya.
Acara ini ditutup dengan sesi testimoni dari peserta. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan bahwa komunitas literasi di Kabupaten Bandung akan semakin berkembang dan mampu memberikan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat.
Untuk diketahui bahwa, Cerita Sore adalah sebuah yayasan yang berdiri sejak tahun 2018 di Kabupaten Bandung dengan visi untuk menciptakan lingkungan yang dapat menumbuhkan kesenangan membaca pada anak sejak dini.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut adalah menjalankan program literasi yang seru, memberikan akses pada buku anak berkualitas serta menyediakan taman baca yang nyaman untuk bereksplorasi.**
Redaksi IO, Imul






