Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Supardian menyatakan alasan di balik pemilihan lokasi Sekolah Rakyat untuk sementara.
“Kami menyiasati waktu yang sempit. Wisma Atlet SJH ini paling siap dan paling layak. Semua kebutuhan dasar pembelajaran bisa dipenuhi di sini,” terang Kepala Dinsos.
Keunggulan lokasi ini tidak hanya dari sisi infrastruktur. Wisma Atlet berada dalam kawasan olahraga yang dilengkapi dengan lapangan sepak bola, kolam renang, dan arena softball. Fasilitas ini akan dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan karakter dan kebugaran siswa Sekolah Rakyat.
Terkait potensi tumpang tindih penggunaan dengan kegiatan keolahragaan, Supardian memastikan hal tersebut telah diantisipasi. Wisma Atlet saat ini masih berstatus sebagai aset Kementerian PUPR, dan penggunaannya untuk Sekolah Rakyat tidak akan mengganggu agenda olahraga yang ada.
“Kalau ada event olahraga besar, atlet bisa ditempatkan di lokasi lain yang sudah kami siapkan. Bahkan, siswa Sekolah Rakyat bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat yang berolahraga di kawasan ini, terutama saat akhir pekan,” ungkap Supardian.
Sementara untuk lokasi permanen Sekolah Rakyat yang akan dibangun di Ciwidey, menurut Kadinsos lokasinya jauh dari kebisingan, cocok untuk sistem boarding school.
“Insya Allah gedung Sekolah Rakyat yang di Ciwidey nantinya akan menjadi tempat belajar yang kondusif untuk jenjang SD, SMP, dan SMA,” ucap Supardian.
Sekolah Rakyat di Desa Lebak Muncang nantinya dirancang untuk menampung hingga 1.000 siswa, lengkap dengan berbagai fasilitas pendidikan dan pengasuhan yang sesuai standar. Untuk jenjang SD, pendekatan khusus kepada orang tua sedang dilakukan, mengingat anak usia dini perlu penyesuaian sebelum tinggal terpisah dari keluarga.
Redaksi, Imul