Oleh : Elut Haikal.
Seiring laju pertumbuhan penduduk dan ekonomi serta meningkat nya permintaan kebutuhan sektor ini untuk konsumsi dikota sukabumi sebagai salah satu sumber pokok ketahanan pangan pada Perikanan dan Peternakan dikota dan penunjang gizi untuk warga dari Balita sampai Remaja yang saling berkaitan dengan Stanting pada pertumbuhan anak anank hingga remaja, yang ditopang ketersediaan Air bersih, penataan lingkungan dan sokokan yang bagus , serta sarana dan prasarana seperti draenase, salarun, irigasi, embung, bendung, untuk penunjang perikanan, perternakan dan sawah.
Sehingga hasil dari produksi semua itu menjadi ketahanan pangan, baik dari Kwantitas dan Kwalitas memadai, untuk kebutuhan warga.
Selain dapat di olah oleh UMKM yang jadi makanan saji dan di awetkan guna peningkatan Ekonomi Rakyat dari UMKM, tentu perlu penyediaan sarana dan transfer teknologi serapan untuk perikanan dan peternakan yang sangat dibutuh kan oleh pelaku usaha sektor ini beserta jaringan pemasaran nya, yang siap di pasarkan. ini adalah salah ciri dari kemajuan daerah.
.
Sehingga maju mundur nya kota di daerah Stunting ukurannya untuk generasi yg sehat & kuat yang ditunjang makanan bergizi dengan harga yang terjangkau.
Keterbatasan lahan kota sukabumi Sebenar nya bukan lah masalah Utama, tapi bagaimana pemanfaatan lahan yg sedikit dengan hasil melimpah dan berkualitas pemerintah kota harus hadir dan inten melakukan pembinaan akan perikanan, peternakan yang berdaya saing pada pasaran lokal maupun nasional terlihat tidak adanya peran pemerintah, yang ada bukan jaringan komunitas Peternak, ikan, tetapi komunitas penggemar ikan hias, dan budidaya yang bisa dihitung jari.
Sekarang ini pemkot sukabumi inten melakukan pembinaan kepada pelaku UMKM yang berupa jaringan perdagangan dengen sistem yang canggih untuk partisipasi dalam hasil prodak² makanan dan minuman yang berorentasi pada perdagangan ??
Akan tetapi unsur dari bahan hasil bumi utama dgn keterbatasan lahan seolah tidak di imbangi dengan keterbatasan hasil panen dari pertanian, perikanan peternakan dan sawah untuk dijadikan sumber bahan UMKM, yang ada bahan baku nya tidak di utamakan dari hulu sampai hilir yang ada bahannya dari luar kota sukabumi.
Apakah dua (2) sektor UMKM ini mimpi yang buruk bagi pemkot atau tantangan untuk dijawab??
Dengan luas kota yg hanya 48, 309 KM yang terbagi lahan sawah, darat/ kebun, perikanan, peternakan, pemukiman, kawasan kota, hutan kota, taman kota perkotaan dll.
Dengan ketersediaan lahan sawah dari yang tinggal ± 2000 Ha dan semakin habis dan menyempit terus.
Dimana kesadaran masyarakat akan lahan yang ada, yang hampir² tidak bisa produktif hasil yang maksimal, dengan ke untungan kecil dari bertani, berternak serta keterbatasan Serapan transfer teknologi pemeliharaan dll yang monoton tidak ada inovasi baru yang menggairahkan..
Sehingga hampir² semua sektor usaha ketahanan Pangan ini tidak bisa memberi harapan lagi untuk pendapatan sehari hari. Biaya produksi yg tinggi harga jual yang rendah, serta alternatif untuk jadi makanan olahan juga minim pengetahuan, teknologi dan pasaran.
Otomatis jalan yang simpel dan termudah adalah dengan jalan menjual lahan tersebut
Kepada pendatang atau Investor untuk alih fungsi, karna tak ada yang bisa diharap kan.
Sehingga warga kota sukabumi bukan menjadi masyarakat yang produktif tapi konsumtif tentu akan ketergantungan bahan pokok dari daerah luar.
Inilah dilema kota Sukabumi dengan keterbatasan Lahan yang terus menyempit tidak ada Regenerasi dan tak ada Inovasi baru.
Yang jelas tidak ada serapan teknologi yang baru untuk sektor itu dengan hasil penjualan yang menguntungkan mereka, semakin hari kita lihat lahan sawah, saluran air, irigasi, embung bendung, untuk mendukung sektor pangan makin tertutup sempit dan terkepung oleh pertambahan pemukim, bahkan berubah fungsi dari kolam , kebun atau sawah menjadi, Gudang, Pabrik, Mall, perkantoran, kos² san, perumahan, kafe, kolam renang, tempat rekreasi, Kampus dll.
Peran pemerintah kota harus benar² hadir dan ektra kerja untuk tetap mempertahan kan kondisi lahan yang makin habis sebelum terlambat, serta meningkat kan dan mempertahan kan lahan yang ada tetap terjaga dan hasil produksi dapat meningkat Kuantitas nya dan menguntung kan, mereka dibina hanya hasil nya tak ubah nya sapi perahan yang menikmatinya orang lain yang berantai panjang pemasaran nya. Miris kan.
Ini PR besar untuk pemerintah di satu sisi pemerintah butuh PAD namun jika tidak dibatasi sektor pertanian, perikanan, peternakan mati total tak mampu diharap kan.
Pada dasar nya lahan besar ataupun kecil sama saja jika tidak ada terobosan inovasi transfer teknologi serapan, peternakan, perikanan penanaman, pengolahan, pemeliharaan dgn hasil produksi olahan dan pemasaran, tidak di bantu sektor ini apa yang bisa diharap kan ??