Oleh : Elut Haikal, S.Pd
Keangkuhan: Orang yang mencapai ‘sukses’ dan ‘prestasi’ dengan mengungkap kasus raksasa, mulai percaya bahwa mereka tidak terkalahkan atau berada above the law. Kesombongan ini dapat membuat mereka mengambil keputusan yang berisiko atau memperlakukan orang lain dengan buruk, yang pada akhirnya berujung pada kejatuhan mereka.
Kehilangan realitas: Orang-orang tersebut dapat menjadi terisolasi dari kenyataan hidup sehari-hari. Dikelilingi oleh orang-orang yang selalu mendukung dan hidup dalam bubble mereka mungkin lupa akan apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh orang-orang penting.
Hal ini dapat menyebabkan mereka mengambil keputusan yang tidak populer atau tidak relevan dan cenderung bombastis dan tidak berasas logika akal sehat.
Peningkatan Perhatian semua pihak : Semakin menonjol, semakin banyak orang yang memperhatikan setiap gerakan. Hal ini dapat memperbesar skandal atau kesalahan, sehingga berpotensi merusak reputasi dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Kecemburuan dan musuh bersama: Tidak semua orang menikmati kesuksesan orang lain. Ketika ketenaran seseorang bertambah, jumlah orang yang iri atau ingin melihat mereka gagal juga bisa meningkat. Hal ini dapat menyebabkan mereka menjadi sasaran musuh atau menjadi korban skema yang rumit.
Merekayasa kasus sebombamtis mungkin, benar salah tidak peduli, yang penting publik suka / eforia bable, ditambah dorongan buzzer bayaran oknum supaya keliatan ada dukungan.
Mereka diperas sampai uangnya habis, kemudian ditangkap dan disita seluruh hartanya, terakhir dihukum seberat barat nya selama mungkin supaya tidak bisa melawan. Hingga mereka tertuduh terkuras habis uang nya.
Tetapi model ini tidak sustainable karena,
jadi common enemy banyak orang over makin lama makin tinggi, untuk tetap dapat perhatian publik. Hasil pengadilan makin lama Gap antara Tuduhan dan Realisasi makin tinggi, akhirnya kredibilitas dan sistem rusak.
Ada Beberapa Alasan mengapa Munculnya Kasus Kepermukaan Dapat Menyebabkan Kejatuhan?
Tim Redaksi