Kota Sukabumi – idisionline || Hari Raya Waisak 2568 BE yang jatuh hari Kamis tanggal 26 Mei 2024, menjadi libur Panjang bersama adalah momen baik tentunya bagi warga keturunan pemeluk agama Budha yang ada di kota sukabumi, sekaligus dijadikan momentum perayaan bersama umat budha dan warga Kota sekaligus jadi ajang silaturahmi antar pemeluk Agama yang lain.
Acara Perayaan bersama sambut Hari Waisak di Vihara Widisakti ini diselenggarakan di Jln. Pajagalan / Odeon , Kota Sukabumi,
Tampak Hadir H. Andri Hamami mantan walikota Sukabumi yang didampingi Ketua Vihara Hidayat Gunawan. Wakil Ketua Hilmawan dan Ketua Yayasan beserta jajarannya secara simbolik ikut memberikan sumbangsihnya sekaligus menyerahkan salah satu sumbangan pemberian nya untuk pemeluk budha yang sedang merayakan , diantaranya berupa kipas Angin sebagai bentuk kepedulian untuk menambah kebahagiaan di acara Perayaan sambut Hari Raya Waisak tersebut.
Dalam sambutan nya H. Andri Hamami, menyampaikan rasa syukur dan terma kasih atas undangan serta diberikannya kesempatan untuk memberikan sambutan dalam acara perayaan Hari Waisak tersebut, ia berharap kedepannya Vihara Widhisakti ini bisa menjadi tempat Wisata dengan sebutan “Pacinan”.
Pada saat yang sama, Ketua Vihara yang baru terpilih, Hidayat Gunawan pria yang akrab dengan sebutan Guan-Guan, kepada idisionline.com bahwa pelaksanaan perayaan hari Waisak saat ini berlangsung cukup lancar.
“acara perayaan sambut hari ini Waisak yang di gelar pada hari Minggu tgl 26 mei 2024 di kota sukabumi berlangsung hikmat dan meriah, diruang Vihara Widisakti di hadiri hampir 600 orang yang datang, dalam rangka merekatkan antar pemeluk Agama biar lebih dekat pada suasana libur panjang ini, sekaligus saling menjunjung tinggi toleransi sesama umat beragama lain di tiap hari besar keagamaan” ujarnya.
Menurut Guan-Guan, sejak dulu di kota Sukabumi sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, antar pemeluk agama yang satu dengan lainnya, dirasa hampir tidak ada jarak seperti pemeluk Agama Islam, Kristen, Hindu , Budha dan kepercayaan menurut nya berjalan sangat baik sekalipun dalam pergaulan sehari hari.
Artinya hal ini sesuai dengan falsafah negara dan masyarakat kita, walaupun berbeda beda tapi satu tujuan hidup rukun aman damai dalam menjalan kan ibadah masing-masing tanpa terganggu dan terusik.
“Rasanya tidak seperti dulu saat kumpul dan berbincang semua dapat merasakan interaksi yang harmonis antara kita semuanya, kalau sekarang seberapa banyak kita kumpul mau tiga orang atau lebih kadang kita tersekat interaksi itu oleh Dunia Maya, asik sendiri-sendiri tanpa hiraukan temen dan linkungan nya,
Saat kumpul baik anak-anak atau kita dan para orang tua, susah berkomunikasi dan interaksi karna sebentar-sebentar mata pikiran lepas dari linkungan dan teman yang ada disekitarnya karna medsos” ucapnya sambil berkelakar.
Dengan Acara Sambut Perayaan Hari Waisak ini, bagi pemeluknya dapat menjalankan acara keagamaan ada yang sambil berkumpul bersama sekali dalam setahun.
selain perayaan acara besar lainnya.
“kita rayakan bersama disini dengan masyarakat setempat dan para tamu undangan. kita ambil hikmahnya yang baik untuk direnungkan langkah ke depannya” tambahnya.
“Acara ini disertai pula bagi-bagi hadiah bagi umat minoritas budha yang ikut merayakan dari sumbang sih para dermawan untuk berbagi kebahagian” pungkasnya.
Reporter : Elut Haikal